Manfaat
:
1.
Sebagai Elemen di Taman
Setiap orang tentunya menginginkan agar suasana rumahnya
tampak asri, indah, dan sejuk. Oleh sebab alasan itulah banyak dari mereka nan
menciptakan sebuah taman nan asri di sekitar pekarangan rumahnya. Taman asri
itu mereka tanami dengan aneka tanaman hias agar terlihat lebih sempurna. Di
sinilah peran Aglaonema nan memiliki pesonanya tersendiri mulai terlihat.
Tanaman Aglaonema bisa dipakai sebagai border teduh. Jika
beberapa waktu nan lalu hanya algonema berdaun hijau nan sering dipakai buat
border, maka saat ini telah banyak varian lain nan digunakan, di antaranya
Aglaonema nan berwarna merah. Tak hanya dijadikan sebagai border teduh,
aglaonema juga dapat digunakan buat penunjang estetika taman lain nan tidak
kalah memikat seperti gazebo dan kolam ikan. Aglaonema ialah cerminan kedamaian
dan penghidup suasana taman.
2. Sebagai pemikat di Sudut Ruangan
Kemampuannya bertahan hayati dalam suatu ruangan nan
menerima sedikit sinar matahari serta tahan terhadap pengaruh AC menjadikan
tanaman Aglaonema cocok buat dijadikan penghias ruangan. Ya, keberadaan
Aglaonema di setiap sudut ruangan mampu manjadi pemikat tersendiri bagia siapa
pun nan berada dalam rumah.
3. Sebagai Peluang Bisnis
Di awal kita sudah singgung sekilas bahwa Aglaonema
merupakan jenis tanaman hias nan memiliki nilai hemat tinggi. Bayangkan saja,
buat mendapatkan satu pot tanaman hias Aglaonema nan bernama pasar Tiara, orang
harus merogoh kocek nan sangat dalam. Anda mungkin tak menyangka jika harga
satu pot Tiara dapat berkisar dari 30 juta rupiah hingga 100 juta. Sungguh
mencengangkan, bukan?
Nah, fenomena in harus Anda manfaatkan betul sebagai salah
satu peluang usaha nan dapat dicoba. Aglaonema ialah jenis tanaman hias nan
mudah dikembangbiakkan dan perawatannya pun tak begitu sulit. Terlebih, buat
mengembangbiakan Aglaonema, kita tak memerlukan huma nan luas. Saat ini sudah
banyak nan menjadikan pembudidayaan Aglaonema sebagai usaha. Jika mereka bisa,
kenapa Anda tidak?
4. Sebagai Peserta Lomba Tanaman Hias
Para kolektor tanaman hias biasanya akan mengadakan sebuah
perlombaan setiap tahunnya. Anda dapat mengikutsertakan tanaman Aglaonema
menjadi salah satu pesertanya. Tentunya dengan catatan Aglaonema Anda haruslah
cantik dan memiliki kombinasi rona daun nan istimewa. Untuk mendapatkan rona
daun nan sempurna, Anda dapat melakukan penyilangan antara varietas aglaonema
yang satu dengan Aglaonema yang lain.
Pengaruh
ekosistem :
Teknik
budidaya :
1. Persiapan Lahan
Ada
dua macam tempat penanaman Aglaonema yaitu di tanah dan di dalam pot. Apabila
Aglaonema akan ditanam pada tanah, tahap-tahap yang harus dilakukan utuk
pengolahan lahan adalah sebagai berikut :
o
Lakukan pengolahan tanah dilokasi yang telah
dipilih.
o
Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul agar tanah menjadi gembur,
dengan kedalaman 20 cm.
o
Tambahkan humus dan pasir halus secukupnya agar
subur dan bersifat porous,
dengan perbandingan 1:1.
o
Humus dan pasir diaduk merata sampai homogen.
o
Pemberian pupuk kandang diawal penanaman dengan dosis 20-30 ton/ha.
o
Dilakukan
penanaman benih atau bibit yang telah disiapkan dengan jarak tanam 50 cm-100 cm (Anonima, 2009).
2. Media Tanam
Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan
tanaman atau bahan tanaman, tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan
berkembang. Disamping itu media tanam juga digunakan tanaman sebagai tempat
berpegangnya akar, agar tajuk tanaman dapat tegak kokoh berdiri di atas media
tersebut dan sebagai sarana untuk menghidupi tanaman. Tanaman mendapatkan
makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara
menyerap unsur-unsur
hara
yang terkandung di dalam media tanam. Media tanam yang paling
umum
digunakan adalah tanah (Anonimb, 2008).11 Media tanam adalah bahan atau
material tempat biji atau stek dapat tumbuh dan berkembang. Media tanam tidak
hanya tanah saja tetapi dapat berupa material yang berasal dari alam atau
buatan manusia. Media menyediakan kebutuhan tanaman yaitu air, unsur hara,
oksigen dan penopang akar (Sukanto, 2001). Aglaonema di habitat aslinya tumbuh
dilapisan tanah paling atas yang umumnya berupa tumpukan sisa-sisa daun dan
ranting tanaman yang telah terdekomposisi
menjadi kompos. Aglaonema di alam umumnya tumbuh di bawah rindangnya pepohonan
besar dan tinggi dengan daun yang rimbun. Hal ini menyebabkan lingkungan tumbuh
asli Aglaonema merupakan daerah yang subur, lembab dan terlindung dari sinar
matahari langsung. Oleh karena itu untuk menghasilkan Aglaonema yang prima, maka
diperlukan media tanam yang subur, mempunyai derajat keasaman sekitar 6-7 dan
bersifat porous tetapi tetap bisa menjaga kelembaban dalam jumlah cukup
(Anonimc, 2008).
Media tanam Aglaonema
pada prinsipnya tidak harus menggunakan media khusus. Namun yang pasti media
tersebut harus dapat menjaga kelembaban atau tidak terlalu basah dan mempunyai
drainase yang baik.
Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai media tanam antara lain potongan
pakis, sekam bakar, pasir, dan cocopeat (Leman, 2006).
3. Perbanyakan Tanaman
a. Perbanyakan secara
generatif
Aglaonema mulai
berbunga setelah dewasa. Bunga tersebut berbentuk sepadiks dengan bunga
berwarna putih. Bunga tersebut akanberkembang menjadi buah bila telah terjadi
penyerbukan dan
pembuahan. Buah yang
terbentuk mulanya berwarna hijau, sedangkan bijinya berwarna putih. Kulit buah
muda agak sulit dipisahkan dari bijinya. Setelah matang warna kulit buah akan
berubah menjadi merah dan
bijinya akan berwarna kecoklatan. Kulit buah matang ini akan mudah
dikupas dari bijinya. Biji yang telah tua dapat disemai di media 12 yang
steril. Media yang digunakan berupa campuran sekam bakar, cocopeat dan
pasir. Sekitar 4-6 bulan kemudian akan tumbuh tanaman-tanaman
kecil. Bila telah mempunyai 3-5 daun, tanaman muda tersebut
dapat dipindah ke dalam pot tunggal (Leman, 2006).
b.
Perbanyakan Secara Vegetatif
Pada
Aglaonema stek hanya dapat dilakukan dengan satu
bagian
tanaman, yaitu batangnya sehingga sering disebut dengan stek
batang.
Stek batang tersebut bisa menyertakan daun dan akar atau
tanpa
daun dan akar. Dengan demikian dari batang Aglaonema yang
akan
diperbanyak dengan stek minimum diperoleh tiga potongan stek,
yaitu
bagian paling atas yang menyertakan daun, bagian tengah yang
hanya
berupa batang dan bagian bawah yang menyertakan akar
(Subono
dan Andoko, 2005).
4. Penanaman
Media
tanah tetap tidak tergantikan oleh media alternatif (non tanah) karena
kelebihannya dalam mengikat nutrisi, air dan menjaga keseimbangan kehidupan
mikrobiologi tanah. Penanaman Aglaonema dengan menggunakan kombinasi antara
media alternatif (sekam bakar, cocopeat, pakis, pasir malang, dan sebagainya)
dangan media tanah dan pupuk organik dapat memberikan sinergi yang baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Agar tanaman kokoh setelah proses
penanaman media dipadatkan dengan cara menepuk-nepuk dan menekan sedikit
permukaannya (Anonimd, 2009). Penanaman Aglaonema yang terpenting, saat
penanaman awalmedia diusahakan lembab (tidak kering kerontang dan jangan pula
basah). Sehabis menanam jangan langsung disiram. Baru disiram 1-2 hari kemudian
dengan cara menyiram permukaan medianya saja (nanti airnya akan meresap ke
bawah sehingga medianya jadi lembab tapi tidak basah). Setelahnya siram setelah
3 hari atau lebih (tergantung kondisi lingkungan). Begitu kira-kira akar jalan,
boleh disiram sampai basah pakai air biasa dan tunggu sampai media kering baru
disiram lagi. Biasanya Aglaonema busuk jika media masih lembab sudah disiram
lagi (Anonime , 2008). Aglaonema memiliki preferensi terhadap jenis tanah yang
lembab tapi tidak becek. Aglaonema umumnya ditanam dalam pot dengan media tanam
sekam bakar. Media tanam yang lazim dipakai para pecinta Aglaonema di Thailand,
yaitu tanah dan sekam dicampur sedikit kompos daun dan tambahan cocopeat. Alat
yang dibutuhkan dalam menanam Aglaonema adalah: sarung tangan karet, gunting
tanaman, pot, media tanah, dan pupuk. Langkah pertama yang harus dilakukan
sebelum menanam Aglaonema tentu saja memilih bibit yang baik. Jika akar bibit
15 terlalu berantakan, sebaiknya dipotong atau dirapikan dengan gunting
tanaman. Langkah selanjutnya adalah membelah bibit menjadi empat bagian agar
memiliki banyak bibit Aglaonema. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan
membuat potongan membujur dari bagian batang ke arah akar dan membagi dua bibit
tersebut. Kemudian, belah lagi tiap potongan sebelumnya sehingga mendapatkan 4
belahan bibit. Benamkan bibit Aglaonema hingga hanya sedikit pucuk yang
terlihat mencuat di permukaan tanah. Siram bibit dengan air hingga media cukup
basah (Plantus, 2010).
5. Penyiraman
Aglaonema
membutuhkan air dalam jumlah memadai, tapi tidak menyukai media basah atau
tergenang. Penyiraman menggunakan sprayer dengan butiran air halus mencegah
daun rusak atau sobek. Semprotkan air pada daun, mulai dari bagian atas hingga
seluruh permukaannya basah. Media tanam juga disemprot air, tetapi jangan
terlalu basah sampai akar-akarnya. Pada hari berikutnya, bila matahari bersinar
dengan terik maka tanaman cukup disiram sedikit ke daun untuk mengurangi
penguapan. Frekuensi penyiraman untuk setiap lokasi berbeda. Bila ditanam di dataran
rendah penyiraman dapat dilakukan seminggu sekali hingga basah. Lain halnya
dengan lokasi di dataran sedang, penyiraman hingga jenuh (basah) sekali
seminggu (Budiana, 2006). Aglaonema termasuk jenis tanaman yang suka keadaan
semi basah. Oleh karena itu Aglaonema perlu diberi air secukupnya, karena air
memang sangat diperlukan untuk kehidupan tanaman. Dalam menyiram yang
terpenting adalah penyiraman sempurna. Artinya perakaran seluruhnya basah,
kemudian sisa air terbuang lewat lubang drainase. Suatu penyiraman sempurna
harus selalu diikuti oleh periode di mana tanah akhirnya mengering sehingga
rongga-rongganya dapat dilewati udara untuk pernapasan akar (Subono dan Andoko,
2005). Frekuensi penyiraman yang baik ialah dua atau tiga hari sekali. Jika
diantara waktu tersebut lingkungan sangat kering maka dapat 16 dilakukan
penyemprotan air yang halus untuk meningkatkan kelembaban. Usahakan penyiraman
merata dari ujung daun sampai media tanam, tetapi jangan terlalu kebanyakan
air. Pada saat musim penghujan atau bila menggunakan plastik UV, penyiraman
dilakukan bila kelembaban media telah berkurang (Leman, 2006). Aglaonema yang
masih kecil (seedling, stek) membutuhkan air lebih sedikit. Aglaonema remaja
sel-selnya masih terus aktif membelah membutuhkan air dalam jumlah banyak untuk
mengisi sel-sel tersebut. Sementara, Aglaonema dewasa membutuhkan air lebih
banyak lagi.Cuaca panas dengan kelembaban rendah dan lingkungan kering
menyebabkan air lebih banyak ditranspirasikan. Pada saat ini, frekuensi
penyiraman dapat ditambah, misalnya pada siang hari dengan metode pengkabutan.
Sebaliknya, apabila cuaca mendung, frekuensi penyiraman dikurangi (Ari W.
Purwanto, 2006).
6. Pemupukan
Pupuk yang biasa
dipakai ialah pupuk NPK. Perbandingan ketiga unsur yang baik digunakan ialah 1
: 1 : 1 atau 3 : 1 : 2. Unsur N diperlukan lebih banyak karena unsur merangsang
pertumbuhan daun yang sehat dan segar, serta memperbanyak anakan. Unsur P bisa
diberikan lebih sedikit karena unsur ini membantu pembentukan akar, bunga, dan
biji. Unsur K diberikan dengan dosis yang cukup. Unsur K berguna memperlancar
semua proses yang ada di dalam tanaman dan memperkuat jaringan sehingga tanaman tidak mudah terserang
penyakit (Leman, 2006). Pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk majemuk, yakni
pupuk yang memiliki kandungan nutrisi lebih dari satu unsur. Di pasaran banyak
tersedia pupuk majemuk dengan berbagai merk dagang. Pupuk majemuk dilarutkan
dalam air sesuai dosis anjuran dan disemprotkan pada daun (lebih baik bagian
bawah daun) seminggu sekali. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari
(Ari W. Purwanto, 2006). Unsur di dalam pupuk yang mutlak dibutuhkan Aglaonema
adalah N, P dan K yang berguna untuk pertumbuhannya. Ada beberapa pupuk 17
kimia yang beredar di pasaran antara lain Hyponex, Gandasil, Vitablom, dan
Growmoore. Gunakan pupuk sesuai dengan dosis yang ditentukan. Pemupukan
dilakukan seminggu sekali pada daun dan media. Pemupukan cara lain dilakukan
dengan menaburkan pupuk di dekat akar, agar zat hara terserap sempurna oleh
tanaman. Setelah 3 bulan, pemupukan ini dapat dilakukan kembali (Budiana,
2006). Pemupukan Aglaonema dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui akar
dan melalui daun. Apabila melalui akar, pupuk dapat ditaburkan atau dibenamkan
kemudian ditutup dengan tanah dan di siram. Pada waktu akan membenamkan pupuk,
tanah harus dalam keadaan basah agar tanaman tidak menjadi hangus. Cara
pemupukan melalui daun adalah dengan jalan menyemprotkan larutan pupuk
kedaun-daun tanaman. Terlebih dahulu pupuk daun dilarutkan ke dalam air dengan
dosis sesuai dengan petunjuk. Untuk lebih meratakan larutan pada permukaan
daun, dapat ditambahkan zat perata pada larutan pupuk (Putri, 1990).
Pengemasan produk budidaya :
Tanaman bias
ditempatkann pada polybag atau pot untuk langsung dipasarkan.