Jumat, 10 April 2015

BUDIDAYA AGLAONEMA

Manfaat :
1. Sebagai Elemen di Taman
Setiap orang tentunya menginginkan agar suasana rumahnya tampak asri, indah, dan sejuk. Oleh sebab alasan itulah banyak dari mereka nan menciptakan sebuah taman nan asri di sekitar pekarangan rumahnya. Taman asri itu mereka tanami dengan aneka tanaman hias agar terlihat lebih sempurna. Di sinilah peran Aglaonema nan memiliki pesonanya tersendiri mulai terlihat.
Tanaman Aglaonema bisa dipakai sebagai border teduh. Jika beberapa waktu nan lalu hanya algonema berdaun hijau nan sering dipakai buat border, maka saat ini telah banyak varian lain nan digunakan, di antaranya Aglaonema nan berwarna merah. Tak hanya dijadikan sebagai border teduh, aglaonema juga dapat digunakan buat penunjang estetika taman lain nan tidak kalah memikat seperti gazebo dan kolam ikan. Aglaonema ialah cerminan kedamaian dan penghidup suasana taman.

2. Sebagai pemikat di Sudut Ruangan
Kemampuannya bertahan hayati dalam suatu ruangan nan menerima sedikit sinar matahari serta tahan terhadap pengaruh AC menjadikan tanaman Aglaonema cocok buat dijadikan penghias ruangan. Ya, keberadaan Aglaonema di setiap sudut ruangan mampu manjadi pemikat tersendiri bagia siapa pun nan berada dalam rumah.

3. Sebagai Peluang Bisnis
Di awal kita sudah singgung sekilas bahwa Aglaonema merupakan jenis tanaman hias nan memiliki nilai hemat tinggi. Bayangkan saja, buat mendapatkan satu pot tanaman hias Aglaonema nan bernama pasar Tiara, orang harus merogoh kocek nan sangat dalam. Anda mungkin tak menyangka jika harga satu pot Tiara dapat berkisar dari 30 juta rupiah hingga 100 juta. Sungguh mencengangkan, bukan?
Nah, fenomena in harus Anda manfaatkan betul sebagai salah satu peluang usaha nan dapat dicoba. Aglaonema ialah jenis tanaman hias nan mudah dikembangbiakkan dan perawatannya pun tak begitu sulit. Terlebih, buat mengembangbiakan Aglaonema, kita tak memerlukan huma nan luas. Saat ini sudah banyak nan menjadikan pembudidayaan Aglaonema sebagai usaha. Jika mereka bisa, kenapa Anda tidak?

4. Sebagai Peserta Lomba Tanaman Hias
Para kolektor tanaman hias biasanya akan mengadakan sebuah perlombaan setiap tahunnya. Anda dapat mengikutsertakan tanaman Aglaonema menjadi salah satu pesertanya. Tentunya dengan catatan Aglaonema Anda haruslah cantik dan memiliki kombinasi rona daun nan istimewa. Untuk mendapatkan rona daun nan sempurna, Anda dapat melakukan penyilangan antara varietas aglaonema yang satu dengan Aglaonema yang lain.

Pengaruh ekosistem : 
Teknik budidaya :
1. Persiapan Lahan
Ada dua macam tempat penanaman Aglaonema yaitu di tanah dan di dalam pot. Apabila Aglaonema akan ditanam pada tanah, tahap-tahap yang harus dilakukan utuk pengolahan lahan adalah sebagai berikut :
o   Lakukan pengolahan tanah dilokasi yang telah dipilih.
o   Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul agar tanah menjadi gembur, dengan kedalaman 20 cm.
o   Tambahkan humus dan pasir halus secukupnya agar subur dan bersifat porous, dengan perbandingan 1:1.
o   Humus dan pasir diaduk merata sampai homogen.
o   Pemberian pupuk kandang diawal penanaman dengan dosis 20-30 ton/ha.
o    Dilakukan penanaman benih atau bibit yang telah disiapkan dengan jarak tanam 50 cm-100 cm (Anonima, 2009).

2. Media Tanam
Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman atau bahan tanaman, tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan berkembang. Disamping itu media tanam juga digunakan tanaman sebagai tempat berpegangnya akar, agar tajuk tanaman dapat tegak kokoh berdiri di atas media tersebut dan sebagai sarana untuk menghidupi tanaman. Tanaman mendapatkan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara menyerap unsur-unsur
hara yang terkandung di dalam media tanam. Media tanam yang paling
umum digunakan adalah tanah (Anonimb, 2008).11 Media tanam adalah bahan atau material tempat biji atau stek dapat tumbuh dan berkembang. Media tanam tidak hanya tanah saja tetapi dapat berupa material yang berasal dari alam atau buatan manusia. Media menyediakan kebutuhan tanaman yaitu air, unsur hara, oksigen dan penopang akar (Sukanto, 2001). Aglaonema di habitat aslinya tumbuh dilapisan tanah paling atas yang umumnya berupa tumpukan sisa-sisa daun dan ranting tanaman yang telah terdekomposisi menjadi kompos. Aglaonema di alam umumnya tumbuh di bawah rindangnya pepohonan besar dan tinggi dengan daun yang rimbun. Hal ini menyebabkan lingkungan tumbuh asli Aglaonema merupakan daerah yang subur, lembab dan terlindung dari sinar matahari langsung. Oleh karena itu untuk menghasilkan Aglaonema yang prima, maka diperlukan media tanam yang subur, mempunyai derajat keasaman sekitar 6-7 dan bersifat porous tetapi tetap bisa menjaga kelembaban dalam jumlah cukup (Anonimc, 2008).

Media tanam Aglaonema pada prinsipnya tidak harus menggunakan media khusus. Namun yang pasti media tersebut harus dapat menjaga kelembaban atau tidak terlalu basah dan mempunyai
drainase yang baik. Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai media tanam antara lain potongan pakis, sekam bakar, pasir, dan cocopeat (Leman, 2006).

3. Perbanyakan Tanaman
a. Perbanyakan secara generatif
Aglaonema mulai berbunga setelah dewasa. Bunga tersebut berbentuk sepadiks dengan bunga berwarna putih. Bunga tersebut akanberkembang menjadi buah bila telah terjadi penyerbukan dan
pembuahan. Buah yang terbentuk mulanya berwarna hijau, sedangkan bijinya berwarna putih. Kulit buah muda agak sulit dipisahkan dari bijinya. Setelah matang warna kulit buah akan berubah menjadi merah dan bijinya akan berwarna kecoklatan. Kulit buah matang ini akan mudah dikupas dari bijinya. Biji yang telah tua dapat disemai di media 12 yang steril. Media yang digunakan berupa campuran sekam bakar, cocopeat dan pasir. Sekitar 4-6 bulan kemudian akan tumbuh tanaman-tanaman kecil. Bila telah mempunyai 3-5 daun, tanaman muda tersebut dapat dipindah ke dalam pot tunggal (Leman, 2006).

b. Perbanyakan Secara Vegetatif
Pada Aglaonema stek hanya dapat dilakukan dengan satu
bagian tanaman, yaitu batangnya sehingga sering disebut dengan stek
batang. Stek batang tersebut bisa menyertakan daun dan akar atau
tanpa daun dan akar. Dengan demikian dari batang Aglaonema yang
akan diperbanyak dengan stek minimum diperoleh tiga potongan stek,
yaitu bagian paling atas yang menyertakan daun, bagian tengah yang
hanya berupa batang dan bagian bawah yang menyertakan akar
(Subono dan Andoko, 2005).

4. Penanaman
Media tanah tetap tidak tergantikan oleh media alternatif (non tanah) karena kelebihannya dalam mengikat nutrisi, air dan menjaga keseimbangan kehidupan mikrobiologi tanah. Penanaman Aglaonema dengan menggunakan kombinasi antara media alternatif (sekam bakar, cocopeat, pakis, pasir malang, dan sebagainya) dangan media tanah dan pupuk organik dapat memberikan sinergi yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Agar tanaman kokoh setelah proses penanaman media dipadatkan dengan cara menepuk-nepuk dan menekan sedikit permukaannya (Anonimd, 2009). Penanaman Aglaonema yang terpenting, saat penanaman awalmedia diusahakan lembab (tidak kering kerontang dan jangan pula basah). Sehabis menanam jangan langsung disiram. Baru disiram 1-2 hari kemudian dengan cara menyiram permukaan medianya saja (nanti airnya akan meresap ke bawah sehingga medianya jadi lembab tapi tidak basah). Setelahnya siram setelah 3 hari atau lebih (tergantung kondisi lingkungan). Begitu kira-kira akar jalan, boleh disiram sampai basah pakai air biasa dan tunggu sampai media kering baru disiram lagi. Biasanya Aglaonema busuk jika media masih lembab sudah disiram lagi (Anonime , 2008). Aglaonema memiliki preferensi terhadap jenis tanah yang lembab tapi tidak becek. Aglaonema umumnya ditanam dalam pot dengan media tanam sekam bakar. Media tanam yang lazim dipakai para pecinta Aglaonema di Thailand, yaitu tanah dan sekam dicampur sedikit kompos daun dan tambahan cocopeat. Alat yang dibutuhkan dalam menanam Aglaonema adalah: sarung tangan karet, gunting tanaman, pot, media tanah, dan pupuk. Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum menanam Aglaonema tentu saja memilih bibit yang baik. Jika akar bibit 15 terlalu berantakan, sebaiknya dipotong atau dirapikan dengan gunting tanaman. Langkah selanjutnya adalah membelah bibit menjadi empat bagian agar memiliki banyak bibit Aglaonema. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan membuat potongan membujur dari bagian batang ke arah akar dan membagi dua bibit tersebut. Kemudian, belah lagi tiap potongan sebelumnya sehingga mendapatkan 4 belahan bibit. Benamkan bibit Aglaonema hingga hanya sedikit pucuk yang terlihat mencuat di permukaan tanah. Siram bibit dengan air hingga media cukup basah (Plantus, 2010).

5. Penyiraman
Aglaonema membutuhkan air dalam jumlah memadai, tapi tidak menyukai media basah atau tergenang. Penyiraman menggunakan sprayer dengan butiran air halus mencegah daun rusak atau sobek. Semprotkan air pada daun, mulai dari bagian atas hingga seluruh permukaannya basah. Media tanam juga disemprot air, tetapi jangan terlalu basah sampai akar-akarnya. Pada hari berikutnya, bila matahari bersinar dengan terik maka tanaman cukup disiram sedikit ke daun untuk mengurangi penguapan. Frekuensi penyiraman untuk setiap lokasi berbeda. Bila ditanam di dataran rendah penyiraman dapat dilakukan seminggu sekali hingga basah. Lain halnya dengan lokasi di dataran sedang, penyiraman hingga jenuh (basah) sekali seminggu (Budiana, 2006). Aglaonema termasuk jenis tanaman yang suka keadaan semi basah. Oleh karena itu Aglaonema perlu diberi air secukupnya, karena air memang sangat diperlukan untuk kehidupan tanaman. Dalam menyiram yang terpenting adalah penyiraman sempurna. Artinya perakaran seluruhnya basah, kemudian sisa air terbuang lewat lubang drainase. Suatu penyiraman sempurna harus selalu diikuti oleh periode di mana tanah akhirnya mengering sehingga rongga-rongganya dapat dilewati udara untuk pernapasan akar (Subono dan Andoko, 2005). Frekuensi penyiraman yang baik ialah dua atau tiga hari sekali. Jika diantara waktu tersebut lingkungan sangat kering maka dapat 16 dilakukan penyemprotan air yang halus untuk meningkatkan kelembaban. Usahakan penyiraman merata dari ujung daun sampai media tanam, tetapi jangan terlalu kebanyakan air. Pada saat musim penghujan atau bila menggunakan plastik UV, penyiraman dilakukan bila kelembaban media telah berkurang (Leman, 2006). Aglaonema yang masih kecil (seedling, stek) membutuhkan air lebih sedikit. Aglaonema remaja sel-selnya masih terus aktif membelah membutuhkan air dalam jumlah banyak untuk mengisi sel-sel tersebut. Sementara, Aglaonema dewasa membutuhkan air lebih banyak lagi.Cuaca panas dengan kelembaban rendah dan lingkungan kering menyebabkan air lebih banyak ditranspirasikan. Pada saat ini, frekuensi penyiraman dapat ditambah, misalnya pada siang hari dengan metode pengkabutan. Sebaliknya, apabila cuaca mendung, frekuensi penyiraman dikurangi (Ari W. Purwanto, 2006).

6. Pemupukan
Pupuk yang biasa dipakai ialah pupuk NPK. Perbandingan ketiga unsur yang baik digunakan ialah 1 : 1 : 1 atau 3 : 1 : 2. Unsur N diperlukan lebih banyak karena unsur merangsang pertumbuhan daun yang sehat dan segar, serta memperbanyak anakan. Unsur P bisa diberikan lebih sedikit karena unsur ini membantu pembentukan akar, bunga, dan biji. Unsur K diberikan dengan dosis yang cukup. Unsur K berguna memperlancar semua proses yang ada di dalam tanaman dan memperkuat jaringan sehingga tanaman tidak mudah terserang penyakit (Leman, 2006). Pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk majemuk, yakni pupuk yang memiliki kandungan nutrisi lebih dari satu unsur. Di pasaran banyak tersedia pupuk majemuk dengan berbagai merk dagang. Pupuk majemuk dilarutkan dalam air sesuai dosis anjuran dan disemprotkan pada daun (lebih baik bagian bawah daun) seminggu sekali. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari (Ari W. Purwanto, 2006). Unsur di dalam pupuk yang mutlak dibutuhkan Aglaonema adalah N, P dan K yang berguna untuk pertumbuhannya. Ada beberapa pupuk 17 kimia yang beredar di pasaran antara lain Hyponex, Gandasil, Vitablom, dan Growmoore. Gunakan pupuk sesuai dengan dosis yang ditentukan. Pemupukan dilakukan seminggu sekali pada daun dan media. Pemupukan cara lain dilakukan dengan menaburkan pupuk di dekat akar, agar zat hara terserap sempurna oleh tanaman. Setelah 3 bulan, pemupukan ini dapat dilakukan kembali (Budiana, 2006). Pemupukan Aglaonema dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui akar dan melalui daun. Apabila melalui akar, pupuk dapat ditaburkan atau dibenamkan kemudian ditutup dengan tanah dan di siram. Pada waktu akan membenamkan pupuk, tanah harus dalam keadaan basah agar tanaman tidak menjadi hangus. Cara pemupukan melalui daun adalah dengan jalan menyemprotkan larutan pupuk kedaun-daun tanaman. Terlebih dahulu pupuk daun dilarutkan ke dalam air dengan dosis sesuai dengan petunjuk. Untuk lebih meratakan larutan pada permukaan daun, dapat ditambahkan zat perata pada larutan pupuk (Putri, 1990).

Pengemasan produk budidaya :

Tanaman bias ditempatkann pada polybag atau pot untuk langsung dipasarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar