1. Karakteristik Tanaman Terung
Terong
atau terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga Solanaceae dan genus
Solanum. Ia merupakan tumbuhan asli India dan Sri Lanka, dan berhubungan erat
dengan tomat dan kentang. Buahnya biasa digunakan sebagai sayur untuk masakan.
Nama botaninya Solanum melongena. Terong ialah tumbuhan hijau yang sering
ditanam secara tahunan. Terong hidup di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh
hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang
kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci)
lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225
cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci)
panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga
ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning.
Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan
lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam. Dari segi botani, buah yang
dikelaskan sebagai beri mengandung banyak biji yang kecil dan lembut. Secara
umum ciri fisik terong adalah berbentuk bulat/lonjong, panjang, berkulit mulus,
dengan kaliks (tangkai buah) yang besar sesuai ukuran buahnya. Warna kulit buah
terung akan menjadi kurang menarik apabila kekurangan air.
2. Persyaratan Tumbuh Tanaman Terung
Terung
dapat tumbuh sampai di ketinggian sekitar 1000 m dpm, tetapi di dataran rendah pertumbuhan
terung dapat menjadi lebih cepat. Suhu yang paling cocok untuk tanaman terung
adalah 25 – 300 C dengan perbedaan sedikit antara
suhu siang dan malam.Tanaman ini tumbuh baik pada
tanah-tanah lempung berpasir dengan drainase yang baik. Sekalipun terung
memerlukan suhu tinggi selama pertumbuhannya, akan tetapi terung juga tahan terhadap hujan yang tinggi asalkan
tanahnya tidak menjadi becek. Terung termasuk tanaman yang agak tahan terhadap
kadar gram yang tinggi.
Kondisi
tanah yang ideal
untuk penanaman terung yaitu tanah yang remah, lempung berpasir, dan cukup
bahan organik. Dengan kondisi tersebut, biasanya aerasi dan draenasinya baik,
tidak mudah tergenang air. Sebenarnya terung bisa di
tanam disegala jenis tanah, asal cukup bahan organik. Keasaman (pH) tanah yang
sesuai untuk tanaman terung sekitar 6,0-6,5.
Tanaman terung
merupakan tanaman daerah beriklim panas. Pada saat pertumbuhan dan pembentukan
buah,terung memerlukan cuaca panas.Temperatur
optimum untuk pembungaan berkisar antara 22 0
– 300 0C. Pertumbuhan akan terhenti pada temperatur dibawah 170 C. Pada
temperatur dibawah 170 0C terjadi kemandulan tepung sari.
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN TERUNG
1. Teknik Pengolahan Tanah Tanaman Terung.
Sebelum dilaksanakan penanaman benih tanaman terung pada
tanah, sebelumnya kita harus mengolah tanah tersebut lebih dahulu. Berikut
adalah langkah-langkah dalam mengolah tanah:
1. Tanah yang akan ditanami dicangkul 2-3 kali dengan kedalaman 20-30
cm. 2. Buat bedengan dengan lebar kurang
lebih 100-120 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, jarak antara
bedengan 40-50 cm. 3.Pada tanah dengan pH <5 lakukan
pengapuran dengan dolomit/kalsit 1-2 t/ha 3 minggu sebelum tanam. 4.Diantara edengan dibuat parit dengan
kedalaman 30 cm. 5.Pupuk organik atau kompos diberikan 0,5-1 kg
per lubang tanam, 1 minggu sebelum penanaman.
2. Teknik Bedengan Tanaman Terung
Bedengan
adalah gundukan tanah yang sengaja dibuat untuk menanam tanaman sayuran dengan
lebar dan tinggi tertentu. Bedengan dibuat dari campuran tanah, arang
sekam dan kompos dengan perbandingan 1:1:1.Cara untuk
membuat bedengan untuk tanaman terung yaitu: 1.Lahan
untuk budidaya terong dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30 cm. 2.Bersihkan tanah dari
gulma dan kerikil. 3. Bentuk bedengan dengan lebar 1
meter tinggi 30 cm dan panjang disesuaikan dengan bentuk lahan. 4. Jarak antar bedengan 40-50 cm.
3. Teknik Pemberian Pupuk Dasar
dan Susulan Pada Tanaman Terung
Kebutuhan pupuk an-organik untuk tanaman terung adalah
sebanyak 175 Kg/ Hektar, SP-36 100-200 Kg/ Hektar dan KCl 100 Kg/ Hektar. Pemupukan
dasar diberikan pada umur 2 minggu setelah tanam dengan dosis Urea
100 Kg/ Hektar, SP-36 100-200 Kg/ Hektar dan KCl 50 Kg/ Hektar dengan
cara dibenamkan dalam larikan atau ditugal dengan jarak 5-10 Cm dari tanaman.
Pemupukan susulan pada tanaman terung dilakukan ketika terung
berumur 2,5-3 bulan dengan dosis pupuk Urea 75 Kg/ Hektar dan KCl 50 Kg/
Hektar. Pemberian pupuk susulan ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan waktu
pendangiran.
4. Teknik Persemaian Tanaman Terung
Persemaian
(Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan
lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan.Budidaya terong secara intensif dimulai dari persiapan media semai. Benih terong yang akan
ditanam harus berasal dari benih hibrida sehingga hasil yang
dicapai nanti lebih optimal. Disaat kita melakukan pemeraman benih terong
dengan kertas basah maupun handuk lembab selama 24 jam, kita mempersiapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan pukan (pupuk kandang) dengan
perban-dingan 2 : 1. Hasil campuran media tersebut dimasukkan ke dalam polybag
dengan tinggi ± 8 cm dan diameter 5 cm.
5. Teknik Penanaman Bibit Tanaman Terung
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat
ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman
terong yang siap tanam adalah munculnya atau keluar 3 lembar helai daun
sempurna atau mencapai tinggi ± 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore
hari setelah dilakukan penggenangan untuk mempermudah pemindahan dan masa adaptasi
pertumbuhan awal. Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single
row, dengan jarak antara tanaman 20-10 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan
kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm,kemudian ditekan ke bawah
sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa sebatas leher
akar (pangkal batang) setelah itu, padatkan tanah tersebut. Lalu,siram lubang
tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab).
6. Teknik Pengairan Tanaman Terung
Pengairan dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal
pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor. Pengairan diberikan secara terukur,
dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan.
Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi
bedengan.
7. Teknik Pengajiran Tanaman Terung
Pengajiran adalah pemasangan ajir/turus pada batang atau cabang suatu
tumbuhan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan ajir (turus): 1. Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu
(merusak) sistem perakaran. 2. Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm
dan lebar 2-4 cm 3.
Tancapkan turus secara individu
dekat batang.
4.
Ikat batang atau cabang terong
pada turus.
8. Teknik Pemangkasan Tanaman Terung
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari
ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas
baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh.
9.Teknik Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Terung
Banyak sekali organisme yang
dapat mengganggu pertumbuhan terung. Berikut adalah cara untuk mengendalikan
organisme pengganggu tanaman terung : a. Kutu Daun dan Tungau Dikendalikan dengan penyemprotan
pestisida yang dianjurkan b. Penyakit Busuk Buah Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Phomopsis vexans, pengendalian dapat dilakukan dengan fungisida anjuran
seperti Dithane 45 0,2-0,3% c.
Penyakit Gugur Daun Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Verticilium alboatrum, pengendalian dapat dilakukan dengan fungisida
anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3% d. Oteng-oteng (Epilachna sp.) Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap
kuning sebanyak 40 buah/ha. e. Penyakit Layu Bakteri, Bercak Daun Antraknose Busuk Leher
Akar dan Rebah Sema Pengendalian dilakukan dengan menanam
varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase,
atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit.
Apabila harus menggunakan pestisida gunakan pestisida yang aman dan selektif
seperti pestisida nabati, biologi atau pestisida piretroid sintetik.
10. Teknik Pemanenan Tanaman Terung
Panen pertama terong
dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam atau sekitar 15 – 18
hari setelah munculnya bunga. Kriteria panen buah terung
layak panen adalah daging belum keras, warna buah mengkilat, ukuran tidak
terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk
terung jenis bulat kecil panen buah
dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga dengan ciri : buah
kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong tipe hijau dan belum berwarna
kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila dipotong belum tampak biji yang
berwarna kuning keemasan dan warna daging masih putih bersih.Pemanenan dapat
dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu musim dapat dilakukan 8
kali panen dengan potensi jumlah buah per tanaman bisa mencapai 21 buah.
Setelah pemanenan yang ke delapan biasanya produksi mulai menurun baik kualitas
maupun kuantitasnya.11. Teknik Penanganan Pasca Panen Tanaman Terung
Setelah tanaman terung dipanen dan sebelum dipasarkan ,terung pun harus melalui beberapa tahapan yaitu :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi atau pemilihan sayuran.
3. Pengemasan.
4. Penyimpanan.
5. Pengolahan.
12. Teknik Pemasaran
Hasil Tanaman Terung
Setelah melalui
penanganan pasca dipanen, Tanaman terung siap dipasarkan ke berbagai tempat
seperti pasar swalayan,pasar tradisional, tengkulak, ataupun langsung kepada
konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar