Jumat, 10 April 2015

BUDIDAYA TERONG

1. Karakteristik Tanaman Terung
Terong atau terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga Solanaceae dan genus Solanum. Ia merupakan tumbuhan asli India dan Sri Lanka, dan berhubungan erat dengan tomat dan kentang. Buahnya biasa digunakan sebagai sayur untuk masakan. Nama botaninya Solanum melongena. Terong ialah tumbuhan hijau yang sering ditanam secara tahunan. Terong hidup di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam. Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri mengandung banyak biji yang kecil dan lembut. Secara umum ciri fisik terong adalah berbentuk bulat/lonjong, panjang, berkulit mulus, dengan kaliks (tangkai buah) yang besar sesuai ukuran buahnya. Warna kulit buah terung akan menjadi kurang menarik apabila kekurangan air.

2. Persyaratan Tumbuh Tanaman Terung
Terung dapat tumbuh sampai di ketinggian sekitar 1000 m dpm, tetapi di dataran rendah pertumbuhan terung dapat menjadi lebih cepat. Suhu yang paling cocok untuk tanaman terung adalah 25 – 300 C dengan perbedaan sedikit antara suhu siang dan malam.Tanaman ini tumbuh baik pada tanah-tanah lempung berpasir dengan drainase yang baik. Sekalipun terung memerlukan suhu tinggi selama pertumbuhannya, akan tetapi terung  juga tahan terhadap hujan yang tinggi asalkan tanahnya tidak menjadi becek. Terung termasuk tanaman yang agak tahan terhadap kadar gram yang tinggi.
Kondisi tanah yang  ideal untuk penanaman terung yaitu tanah yang remah, lempung berpasir, dan cukup bahan organik. Dengan kondisi tersebut, biasanya aerasi dan draenasinya baik, tidak mudah tergenang air. Sebenarnya terung bisa di tanam disegala jenis tanah, asal cukup bahan organik. Keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk tanaman terung sekitar 6,0-6,5.
Tanaman terung merupakan tanaman daerah beriklim panas. Pada saat pertumbuhan dan pembentukan buah,terung  memerlukan cuaca panas.Temperatur optimum untuk pembungaan berkisar antara 22 0 – 300 0C. Pertumbuhan akan terhenti pada temperatur dibawah 170 C. Pada temperatur dibawah 170 0C terjadi kemandulan tepung sari.

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN TERUNG

1. Teknik Pengolahan Tanah Tanaman Terung.
Sebelum dilaksanakan penanaman benih tanaman terung pada tanah, sebelumnya kita harus mengolah tanah tersebut lebih dahulu. Berikut adalah langkah-langkah dalam mengolah tanah:  1. Tanah yang akan ditanami dicangkul 2-3 kali dengan kedalaman 20-30 cm.                            2. Buat bedengan dengan lebar kurang lebih 100-120 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, jarak antara bedengan 40-50 cm.                                                                           3.Pada tanah dengan pH <5 lakukan pengapuran dengan dolomit/kalsit 1-2 t/ha 3 minggu sebelum tanam.                                                                                                                  4.Diantara edengan dibuat parit dengan kedalaman 30 cm.                                                           5.Pupuk organik atau kompos diberikan 0,5-1 kg per lubang tanam, 1 minggu sebelum penanaman.

2. Teknik Bedengan Tanaman Terung
Bedengan adalah gundukan tanah yang sengaja dibuat untuk menanam tanaman sayuran dengan lebar dan tinggi tertentu. Bedengan dibuat dari campuran tanah, arang sekam dan kompos dengan perbandingan 1:1:1.Cara untuk membuat bedengan untuk tanaman terung yaitu:                                                                                                                                                        1.Lahan untuk budidaya terong dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30 cm.                     2.Bersihkan tanah dari gulma dan kerikil.                                                                                           3. Bentuk bedengan dengan lebar 1 meter tinggi 30 cm dan panjang disesuaikan dengan bentuk lahan.                                                                                                                                                    4. Jarak antar bedengan 40-50 cm.

3. Teknik Pemberian Pupuk Dasar dan Susulan Pada Tanaman Terung
Kebutuhan pupuk an-organik untuk tanaman  terung adalah sebanyak 175 Kg/ Hektar, SP-36 100-200 Kg/ Hektar dan KCl 100 Kg/ Hektar. Pemupukan dasar diberikan pada umur 2 minggu setelah tanam dengan  dosis  Urea  100 Kg/ Hektar,  SP-36 100-200 Kg/ Hektar dan KCl 50 Kg/ Hektar dengan cara dibenamkan dalam larikan atau ditugal dengan jarak 5-10 Cm dari tanaman.
Pemupukan susulan pada tanaman terung dilakukan ketika terung berumur 2,5-3 bulan dengan dosis pupuk Urea 75 Kg/ Hektar dan KCl 50 Kg/ Hektar. Pemberian pupuk susulan ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan waktu pendangiran.

4. Teknik Persemaian Tanaman Terung
Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan.Budidaya terong secara intensif dimulai dari persiapan media semai. Benih terong yang akan ditanam harus berasal dari benih hibrida sehingga hasil yang dicapai nanti lebih optimal. Disaat kita melakukan pemeraman benih terong dengan kertas basah maupun handuk lembab selama 24 jam, kita mempersiapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan pukan (pupuk kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. Hasil campuran media tersebut dimasukkan ke dalam polybag dengan tinggi ± 8 cm dan diameter 5 cm.

5. Teknik Penanaman Bibit Tanaman Terung
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman terong yang siap tanam adalah munculnya atau keluar 3 lembar helai daun sempurna atau mencapai tinggi ± 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari setelah dilakukan penggenangan untuk mempermudah pemindahan dan masa adaptasi pertumbuhan awal. Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row, dengan jarak antara tanaman 20-10 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm,kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang) setelah itu, padatkan tanah tersebut. Lalu,siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab).

6. Teknik Pengairan Tanaman Terung
Pengairan dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor. Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.


7. Teknik Pengajiran Tanaman Terung
Pengajiran adalah pemasangan ajir/turus pada batang atau cabang suatu tumbuhan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan ajir (turus):                                                                                 1. Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran.                                        2. Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm                                             3. Tancapkan turus secara individu dekat batang.                                                                                               4. Ikat batang atau cabang terong pada turus.

8. Teknik Pemangkasan Tanaman Terung
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh.

9.Teknik Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Terung
Banyak sekali organisme yang dapat mengganggu pertumbuhan terung. Berikut adalah cara untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman terung :                                                                 a. Kutu Daun dan Tungau                                                                                                                 Dikendalikan dengan penyemprotan pestisida yang dianjurkan                                              b. Penyakit Busuk Buah                                                                                                                    Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phomopsis  vexans, pengendalian dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%                                                    c. Penyakit Gugur Daun                                                                                                   Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Verticilium alboatrum,  pengendalian dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%                                                    d. Oteng-oteng (Epilachna sp.)                                                                                               Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha.                                                                                                                                        e. Penyakit Layu Bakteri, Bercak Daun Antraknose Busuk Leher Akar dan Rebah Sema  Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit. Apabila harus menggunakan pestisida gunakan pestisida yang aman dan selektif seperti pestisida nabati, biologi atau pestisida piretroid sintetik.

10. Teknik Pemanenan Tanaman Terung
Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam atau sekitar 15 – 18 hari setelah munculnya bunga. Kriteria panen buah terung layak panen adalah daging belum keras, warna buah mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk terung jenis bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong tipe hijau dan belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan warna daging masih putih bersih.Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu musim dapat dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah per tanaman bisa mencapai 21 buah. Setelah pemanenan yang ke delapan biasanya produksi mulai menurun baik kualitas maupun kuantitasnya.

11. Teknik Penanganan Pasca Panen Tanaman Terung
Setelah tanaman terung dipanen dan sebelum dipasarkan ,terung pun harus melalui beberapa tahapan yaitu :
1.      Pencucian dan pembuangan kotoran.
2.      Sortasi atau pemilihan sayuran.
3.      Pengemasan.
4.      Penyimpanan.
5.      Pengolahan.


12. Teknik Pemasaran Hasil Tanaman Terung

Setelah melalui penanganan pasca dipanen, Tanaman terung siap dipasarkan ke berbagai tempat seperti pasar swalayan,pasar tradisional, tengkulak, ataupun langsung kepada konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar