Krisan merupakan salah satu jenis tanaman
hias bunga yang sangat populer dan memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi
di Indonesia serta mempunyai prospek pemasaran cerah. Selain menghasilkan bunga
potong dan tanaman hias bunga pot yang dimanfaatkan untuk memperindah ruangan
dan menyegarkan suasana, beberapa varietas krisan juga ada yang berkasiat
sebagai obat. (Rukmana dan Mulyana, 1997; Anonim, 2000).
Manfaat
:
Ø
Dapat
dijadikan sebagai obat tradidional untuk mengatasi sakit batuk, nyeri perut
oleh angin, dan sakit kepala akibat peradangan rongga sinus.
Ø
Sebagai
tanaman penghasil racun serangga alami.
Ø
Dapat
disajikan sebagai teh yang nikmat dan kaya manfaat.
Pengaruh
ekosistem :
Dapat
dijadikan tanaman penghasil racun alami
Teknik
budidaya:
Pembibitan
Bibit diperoleh
dari tanaman indukan yang sehat, kualitas prima, daya tumbuh yang kuat, serta
bebas dari hama dan penyakit. Pembibitan dilakukan secara vegatatif, yaitu
dengan anakan, stek pucuk dan kultur in vitro.
Bibit asal anakan
Diperoleh dari
tanaman yang sudah tua, yang biasanya anakan muncul d dekat akar atau bagian
batang bawah.
Bibit asal stek puncuk
Yaitu dengan
menententukan tanaman yang sehat dan cukup umur, memilih tunas pucuk yang
tumbuh sehat. Dengan diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai
daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut. Kemudian langsung
disemaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4derajat C, dengan
kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek
adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam
kantong plastik rata-rata 50 stek.
Bibit asal kultur in vitro
Yaitu menetukan
mata tunas atau eksplan dan diambil dengan pisau silet, stelisasi mata tunas
dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit, kemudian bilas dengan air suling
steril. mepenanaman dalam medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian
lanjutanperbanyakan tanaman krisan secara kultur jaringan:
1. Medium MS padat
ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 1,5 mg
kinetin/liter, paling baik untuk pertumbuhan tunas dan akar eksplan. Pertunasan
terjadi pada umur 29 hari, sedangkan perakaran 26 hari.
2. Medium MS padat
ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5
BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi medium tidak merangsang
pemunculan akar.
3. Medium MS padat
ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter ditambah 0,5 mg
NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra untuk
membentuk akar pada umur 21-31 hari. Penyiapan bibit pada skala komersial
dilakukan dengan dua tahap yaitu:
a. Stok tanaman
induk : Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai
bahan tanaman Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok
tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap
tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara
memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari
panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan
dapat dipilih Growlux SL 18 Philip.
b. Perbanyakan
vegetatif tanaman induk.
1. Pemangkasan
pucuk yaitu, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara
memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm.
2. Penumbuhan
cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak
sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau
disebut cabang primer.
3. Penumbuhan
cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang
0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
2.5.2. Pengolahan
media tanam
Pengolahan
menggunakan cangkul, tanah dicangkul sedalam 30 cm, kemudian dikering anginkan
selama 15 hari. Setelah itu digeemburkan kedua kalinya dengan dibersihkan
gulmanya, lalu di bentuk bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 20-30 cm, dengan
panjang sesuai lahan yang ada, serta jarak antar bedengan yaitu 30-49 cm. Jika
tanah mempunyai pH dibawah 5,5, maka diperlukan pengapuran menggunakan kapur
pertanian seperti dolomit, zeagro atau kalsit. Kebutuhan kapur sesuai kadar pH
yang ada dalam tanah, untuk pH 5 = 5,02 ton/ha, pH 5,2 = 4,08 ton/ha, pH 5,3 =
3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran dilakukan dengan cara disebar
merata pada permukaan bedengan.
Pengemasan produk budidaya tanaman krisan
Tentukan alat
angkutan yang cocok dengan jarak tempuh ke tempat pemasaran dan susunlah
kemasan berisi bunga krisan secara teratur, rapi dan tidak longgar, dalam bak
atau box alat angkut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar