Jumat, 10 April 2015

BUDIDAYA KRISAN (Chrysanthemum morifolium ramat)

      Krisan merupakan salah satu jenis tanaman hias bunga yang sangat populer dan memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi di Indonesia serta mempunyai prospek pemasaran cerah. Selain menghasilkan bunga potong dan tanaman hias bunga pot yang dimanfaatkan untuk memperindah ruangan dan menyegarkan suasana, beberapa varietas krisan juga ada yang berkasiat sebagai obat. (Rukmana dan Mulyana, 1997; Anonim, 2000).
Manfaat :
Ø  Dapat dijadikan sebagai obat tradidional untuk mengatasi sakit batuk, nyeri perut oleh angin, dan sakit kepala akibat peradangan rongga sinus.
Ø  Sebagai tanaman penghasil racun serangga alami.
Ø  Dapat disajikan sebagai teh yang nikmat dan kaya manfaat.
Pengaruh ekosistem :
Dapat dijadikan tanaman penghasil racun alami
Teknik budidaya:
Pembibitan
    Bibit diperoleh dari tanaman indukan yang sehat, kualitas prima, daya tumbuh yang kuat, serta bebas dari hama dan penyakit. Pembibitan dilakukan secara vegatatif, yaitu dengan anakan, stek pucuk dan kultur in vitro.

Bibit asal anakan
    Diperoleh dari tanaman yang sudah tua, yang biasanya anakan muncul d dekat akar atau bagian batang bawah.

 Bibit asal stek puncuk
     Yaitu dengan menententukan tanaman yang sehat dan cukup umur, memilih tunas pucuk yang tumbuh sehat. Dengan diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut. Kemudian langsung disemaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek.

Bibit asal kultur in vitro
    Yaitu menetukan mata tunas atau eksplan dan diambil dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit, kemudian bilas dengan air suling steril. mepenanaman dalam medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian lanjutanperbanyakan tanaman krisan secara kultur jaringan:
1. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk pertumbuhan tunas dan akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29 hari, sedangkan perakaran 26 hari.
2. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi medium tidak merangsang pemunculan akar.
3. Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra untuk membentuk akar pada umur 21-31 hari. Penyiapan bibit pada skala komersial dilakukan dengan dua tahap yaitu:

a. Stok tanaman induk : Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18 Philip.
b. Perbanyakan vegetatif tanaman induk.
1. Pemangkasan pucuk yaitu, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm.
2. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer.
3. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
2.5.2. Pengolahan media tanam
Pengolahan menggunakan cangkul, tanah dicangkul sedalam 30 cm, kemudian dikering anginkan selama 15 hari. Setelah itu digeemburkan kedua kalinya dengan dibersihkan gulmanya, lalu di bentuk bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 20-30 cm, dengan panjang sesuai lahan yang ada, serta jarak antar bedengan yaitu 30-49 cm. Jika tanah mempunyai pH dibawah 5,5, maka diperlukan pengapuran menggunakan kapur pertanian seperti dolomit, zeagro atau kalsit. Kebutuhan kapur sesuai kadar pH yang ada dalam tanah, untuk pH 5 = 5,02 ton/ha, pH 5,2 = 4,08 ton/ha, pH 5,3 = 3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran dilakukan dengan cara disebar merata pada permukaan bedengan.

Pengemasan  produk budidaya tanaman krisan

    Tentukan alat angkutan yang cocok dengan jarak tempuh ke tempat pemasaran dan susunlah kemasan berisi bunga krisan secara teratur, rapi dan tidak longgar, dalam bak atau box alat angkut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar