Jumat, 10 April 2015

BUDIDAYA SAWI

2.1  Menganalisis lingkup, karakteristik dan persyaratan tumbuh tanaman
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini.
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan.
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.

2.2  Menganalisis Teknik pengolahan tanah
Secara umum proses pengolahan tanah untuk budidaya sawi hijau yang dimaksud adalah melakukan penggemburan tanah dan pembuatan bedengan. Pengemburan tanah dilakukan lewat pencangkulan guna memperbaiki struktur tanah, sirkulasi udara, dan pemberian pupuk dasar guna memperbaiki fisik serta kimia tanah yang tujuannya untuk menambah kesuburan lahan. Tanah yang akan digemburkan harus bersih dari semak belukar, rerumputan, bebatuan, atau pepohonan yang tumbuh.
Tanah tersebut juga harus bebas dari benda yang menaunginya, karena tanaman sawi menyukai cahaya matahari secara langsung. Kedalaman tanah yang dicangkul mencapai 20 sampai 40 cm. Untuk penyiapan lahan, sebaiknya diberi pupuk organic, seperti pupuk kandang atau kompos sebanyak 10 ton untuk setiap hektar lahan. Pupuk kandang maupun kompos diberikan saat berlangsungnya penggemburan tanah agar pupuk organik tersebut dapat cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan digunakan.
Untuk daerah yang memiliki pH terlalu rendah (asam), harus terlebih dahulu dilakukan pengapuran, dengan tujuan untuk menaikkan derajat keasaman tanah. Pengapuran dapat dilakukan jauh hari sebelum penanaman benih, kira-kira 2 – 4 minggu sebelum masa tanam. Jadi waktu terbaik untuk melakukan penggemburan tanah antara 2 – 4 minggu sebelum lahan ditanami. Sedang untuk jenis kapur yang dipakai adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).

2.3  Menganalisis  Teknik Bedengan
Setelah tanah di olah maka perlu di buatkan bedengan-bedengan tempat sayuran di tanam. Ukuran bedengan di sesuaikan dengan ukuran halaman yang tersedia. Untuk bedengan dapat di tanami 2 baris tanaman atau lebih sesuai jarak tanamnyapada musim kemarau bedengan sebaiknya di buat serendah-rendahnya agar akar tanaman dapat mengambila air tanah sebanyak-banyaknya. Sebaliknya pada musim hujan bedengan di buat setinggi 30-40 cm agar sistem drainase dilahan terjamin sehingga tanaman tidak akan tergenang air pada musim hujan.
2.4  Menganalisis Teknik pemberian pupuk dasar dan susulan
Pupuk dasar untuk persemaian berupa pupuk kandang sebanyak 5 kg/m2. Pupuk dasar untuk area penanaman berupa pupuk kandang 10-15 ton/ha dan pupuk urea 60 kg/ha. Pupuk tersebut di sebar dan di campur tanah bersamaan dengan pembuantan bedegan.
Pupuk susulan di berikan 2 minggu setelah bibit dipindahkan dari persemaian dengan pupuk sebanyak urea 60 kg/ha. Pemberiannya di lakukan dengan cara di larutkan dalam air kemudian di siramkan. Umur panen sawi hijau natara 30-40 hari setelah penanaman. Sawi hijau di panen dega cara memotong pangkal batang atau yang di cabut.
2.5  Menganalisis Teknik Persemaian
Persemaian tanaman sawi hijau dapat dilakukan melalui beberapa tahap:
a. Rumah Bibit
Dengan menggunakan bambu serta atap plastik polietilen, kita dapat membuat rumah bibit dengan lebar 1,5 meter, tinggi bagian depan 1,3 meter dan tinggi bagian belakang 1 meter, sedang untuk panjangnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk bedengan pembibitan dibuat di lahan seluas 80-120 cm
b. Penyemaian
Taburkan 2 kg pupuk kandang ditambah 20 kg urea, 10 gr Tsp, dan 7,5 gr Kcl di atas bedengan pembibitan, dua minggu sebelum benih sawi ditaburkan. Setelah benih sawi ditabur, tutupi benih tersebut dengan tanah halus setebal 1-2 cm
c. Transplanting
Transplanting dilakukan dengan mengisi panel semai pada media semai hingga penuh kemudian dibasahi dengan air. Jika benih sudah berdaun 2-3 helai, tanaman sawi sudah dapat dipindah ke panel semai. Untuk setiap satu lubang tanaman, isi dengan satu benih dan jangan lebih. Selanjutnya simpanlah panel semai di dalam rumah bibit hingga siap tanam (3-4 minggu).
Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya sawi hijau adalah faktor pembenihan, karena benih yang baik dapat menghasilkan tanaman yang memiliki pertumbuhan bagus. Untuk setiap hektar lahan tanam, dibutuhkan benih sawi sebanyak 750 gram. Pada umumnya benih sawi yang baik memiliki bentuk bulat, kecil, warna kulit coklat kehitaman, agak keras, dan permukaannya licin mengkilap. Benih sawi yang akan digunakan untuk bercocok tanam harus memiliki kualitas yang baik. Jika benih tersebut didapat dari membeli, maka saat membeli harus diperhatikan lamanya penyimpanan, kadar air, varietas, suhu dan tempat untuk menyimpan.
Perhatikan dan pastikan bahwa kemasan benih tersebut dalam kondisi utuh dan kemasan berbahan alumunium foil. Jika benih yang digunakan didapat dari hasil penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah yang terkait dengan kualitas benih tersebut, misalnya tanaman yang bijinya akan diambil untuk dijadikan benih harus berumur sekurang-kurangnya 70 hari. Tanaman sawi yang akan dibuat benih harus terpisah dari tanaman sawi lainnya. Perhatikan pula proses yang lain yang akan dilakukan, seperti proses penganginan, tempat untuk menyimpan dan pastikan benih yang akan ditanam tersebut tidak lebih dari 3 tahun di tempat penyimpanan.


2.6  Menganalisis Teknik Penanaman bibit tanaman sawi
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.
Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.

2.7  Menganalisis Teknik Pengairan
Metode Infus
- Diambil pacak dan tali untuk mengikat infus dan dipastikan infus telah bersih
- Dihitung jumlah tiap tetes per menit agar 200 ml air tidak terputus tetesannya selama 24 jam
- Dilakukan pengamatan setiap hari, air diganti dan dibersihkan infus, jangan sampai tersumbat dan berlumut
- Diambil data setiap minggu

Metode Pemberian Air Sekaligus di Atas Permukaan Tanah
- Diisi air sebanyak 200 ml pada wadah
- Disiramkankan di atas permukaan tanah pada pagi hari dan diulangi setiap harinya
- Diamati perkembangan tanaman setiap pagi dan sore
- Diambil data setiap minggu

Metode Pemberian Air 2x Sehari di Atas Permukaan Tanah
- Diisi air sebanyak 100 ml pada wadah
- Disiramkan air di atas permukaan tanah pada pagi hari dan dilakukan hal yang sama pada sore hari, diulangi setiap harinya
- Diamati perkembangan tanaman setiap pagi dan sore
- Diambil data setiap minggu

Metode Pemberian Air Sekaligus Dengan Cara Penyemprotan
- Diisi 100 sebanyak 200 ml pada handsprayer
- Disemprotkan bagian tanaman dan tanah pada pagi hari dan diulangi setiap harinya
- Diamati perkembangan tanaman setiap pagi dan sore
- Diambil data setiap minggu

Metode Pemberian Air 2x Sehari Dengan Cara Penyemprotan
- Diisi 100 sebanyak 200 ml pada handsprayer
- Disemprotkan bagian tanaman dan tanah pada pagi hari dan dilakukan hal yang sama pada sore hari, diulangi setiap harinya
- Diamati perkembangan tanaman setiap pagi dan sore
- Diambil data setiap minggu

2.8  Menganalisis Pengajiran tanaman
Penggajiran sawi
Tanaman perlu diajir agar tanaman tidak roboh karena terlalu banyak buah. Pemasangan ajir dilakukan pada awal pertumbuhan agar tidak merusak perakaran tanaman.
 Penyulaman
Bibit yang layu/mati perlu diganti agar barisan tanaman tidak                             kosong,penyulaman    dilakukan 5 – 7 HST
 Penyulaman
 Bibit yang layu/mati perlu diganti agar barisan tanaman tidak                             kosong,penyulaman    dilakukan 5 – 7 HST

2.9  Evaluasi pemangkasan pada tanaman sawi
Pemangkasan adalah penghilangan beberapa bagian tanaman. Hal ini biasanya dilakukan berkaitan dengan pemotongan bagian-bagian tanaman yang berpenyakit, tidak produktif.
2.10                     Pengendalian organisme  pengganggu pada tanaman sawi
Hama atau sejenisnya sering sekali mengganggu tanaman. Ini bisa merusak tanaman sawi, cara untuk mengendalikannya dengan menyemprot pestisida.
Beberapa bentuk pengendalian hama tanaman:
a.       Pengendalian secara bercocok tanam
b.      Pengendalian dengan varietas tahan
c.       Pengendalian secara fisik dan mekanik
d.      Pengendalian secara biologi
e.       Pengendalian secara kimiawi
f.       Pengelolaan hama terpadu

2.11                     Teknik Pemanenan pada tanaman sawi
Pada umur 40-50 hari dari umur semai, tanaman sawi sudah dapat dipanen. Untuk tanaman yang pertumbuhannya baik, disetiap satu hektar lahan dapat menghasilkan 1- 2 ton sawi hijau. Cara untuk memanen sawi ada beberapa macam  yakni:
 memotong pangkal batang, mencabut seluruh tanaman, atau memetik daunnya satu per satu.

2.12                     Evaluasi penanganan pasca panen
Beberapa aktifitas yang dilakukan pada pasca panen, diantaranya adalah:
1. Membawa hasil panen sesegera mungkin ke tempat yang teduh agar tidak cepat layu karena sinar matahari,
2. Bersihan sawi tersebut dengan membuang tanah yang melekat pada sawi atau dengan memotong bagian yang tidak penting, kemudian cucilah dengan menggunakan air guna memperpanjang kesegaran sawi,
3. Sortir hasil panen dengan membuang kotoran gulma serta sawi yang kurang baik,
4. Sawi yang telah disortir tersebut selanjutnya disusun dengan posisi berdiri, dan tidak terlalu rapat,
5. Beri percikan air secukupnya agar sawi tidak layu dan siap dipasarkan.

2.13                     Pemasaran hasil tanaman
Proses pemasaran sayuran organik mulai dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul dan pemasok. Terdapat tiga saluran pemasaran yang terjadi pada pemasaran sayuran organik yang dilakukan PT Agro Lestari, mulai dari petani hingga konsumen akhir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar