2.1 Menganalisis
lingkup, karakteristik dan persyaratan tumbuh tanaman
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena
Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga
dikembangkan di Indonesia ini.
Tanaman
sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin,
sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun
demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter
sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan
pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam
sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman
secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa
yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan
tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian,
tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan.
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak
mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH)
tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
2.2 Menganalisis
Teknik pengolahan tanah
Secara umum proses pengolahan tanah untuk budidaya sawi hijau yang
dimaksud adalah melakukan penggemburan tanah dan pembuatan bedengan. Pengemburan
tanah dilakukan lewat pencangkulan guna memperbaiki struktur tanah, sirkulasi
udara, dan pemberian pupuk dasar guna memperbaiki fisik serta kimia tanah yang
tujuannya untuk menambah kesuburan lahan. Tanah yang akan digemburkan harus
bersih dari semak belukar, rerumputan, bebatuan, atau pepohonan yang tumbuh.
Tanah tersebut juga harus bebas dari benda yang menaunginya, karena
tanaman sawi menyukai cahaya matahari secara langsung. Kedalaman tanah yang
dicangkul mencapai 20 sampai 40 cm. Untuk penyiapan lahan, sebaiknya diberi
pupuk organic, seperti pupuk kandang atau kompos sebanyak 10 ton untuk setiap
hektar lahan. Pupuk kandang maupun kompos diberikan saat berlangsungnya
penggemburan tanah agar pupuk organik tersebut dapat cepat merata dan bercampur
dengan tanah yang akan digunakan.
Untuk daerah yang memiliki pH terlalu rendah (asam), harus terlebih
dahulu dilakukan pengapuran, dengan tujuan untuk menaikkan derajat keasaman
tanah. Pengapuran dapat dilakukan jauh hari sebelum penanaman benih, kira-kira
2 – 4 minggu sebelum masa tanam. Jadi waktu terbaik untuk melakukan
penggemburan tanah antara 2 – 4 minggu sebelum lahan ditanami. Sedang untuk
jenis kapur yang dipakai adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
2.3 Menganalisis Teknik Bedengan
Setelah tanah di
olah maka perlu di buatkan bedengan-bedengan tempat sayuran di tanam. Ukuran
bedengan di sesuaikan dengan ukuran halaman yang tersedia. Untuk bedengan dapat
di tanami 2 baris tanaman atau lebih sesuai jarak tanamnyapada musim kemarau bedengan
sebaiknya di buat serendah-rendahnya agar akar tanaman dapat mengambila air
tanah sebanyak-banyaknya. Sebaliknya pada musim hujan bedengan di buat setinggi
30-40 cm agar sistem drainase dilahan terjamin sehingga tanaman tidak akan
tergenang air pada musim hujan.
2.4 Menganalisis
Teknik pemberian pupuk dasar dan susulan
Pupuk
dasar untuk persemaian berupa pupuk kandang sebanyak 5 kg/m2. Pupuk dasar untuk
area penanaman berupa pupuk kandang 10-15 ton/ha dan pupuk urea 60 kg/ha. Pupuk
tersebut di sebar dan di campur tanah bersamaan dengan pembuantan bedegan.
Pupuk
susulan di berikan 2 minggu setelah bibit dipindahkan dari persemaian dengan
pupuk sebanyak urea 60 kg/ha. Pemberiannya di lakukan dengan cara di larutkan
dalam air kemudian di siramkan. Umur panen sawi hijau natara 30-40 hari setelah
penanaman. Sawi hijau di panen dega cara memotong pangkal batang atau yang di
cabut.
2.5 Menganalisis
Teknik Persemaian
Persemaian tanaman sawi hijau dapat dilakukan melalui beberapa tahap:
a. Rumah
Bibit
Dengan menggunakan bambu serta atap plastik polietilen, kita dapat
membuat rumah bibit dengan lebar 1,5 meter, tinggi bagian depan 1,3 meter dan
tinggi bagian belakang 1 meter, sedang untuk panjangnya dapat disesuaikan
dengan kebutuhan. Untuk bedengan pembibitan dibuat di lahan seluas 80-120 cm
b.
Penyemaian
Taburkan 2 kg pupuk kandang ditambah 20 kg urea, 10 gr Tsp, dan 7,5 gr
Kcl di atas bedengan pembibitan, dua minggu sebelum benih sawi ditaburkan.
Setelah benih sawi ditabur, tutupi benih tersebut dengan tanah halus setebal
1-2 cm
c.
Transplanting
Transplanting dilakukan dengan mengisi panel semai pada media semai
hingga penuh kemudian dibasahi dengan air. Jika benih sudah berdaun 2-3 helai,
tanaman sawi sudah dapat dipindah ke panel semai. Untuk setiap satu lubang
tanaman, isi dengan satu benih dan jangan lebih. Selanjutnya simpanlah panel
semai di dalam rumah bibit hingga siap tanam (3-4 minggu).
Salah
satu faktor penentu keberhasilan budidaya sawi hijau adalah faktor pembenihan,
karena benih yang baik dapat menghasilkan tanaman yang memiliki pertumbuhan
bagus. Untuk setiap hektar lahan tanam, dibutuhkan benih sawi sebanyak 750
gram. Pada umumnya benih sawi yang baik memiliki bentuk bulat, kecil, warna
kulit coklat kehitaman, agak keras, dan permukaannya licin mengkilap. Benih
sawi yang akan digunakan untuk bercocok tanam harus memiliki kualitas yang
baik. Jika benih tersebut didapat dari membeli, maka saat membeli harus
diperhatikan lamanya penyimpanan, kadar air, varietas, suhu dan tempat untuk
menyimpan.
Perhatikan
dan pastikan bahwa kemasan benih tersebut dalam kondisi utuh dan kemasan
berbahan alumunium foil. Jika benih yang digunakan didapat dari hasil
penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah yang terkait dengan kualitas
benih tersebut, misalnya tanaman yang bijinya akan diambil untuk dijadikan
benih harus berumur sekurang-kurangnya 70 hari. Tanaman sawi yang akan dibuat
benih harus terpisah dari tanaman sawi lainnya. Perhatikan pula proses yang
lain yang akan dilakukan, seperti proses penganginan, tempat untuk menyimpan
dan pastikan benih yang akan ditanam tersebut tidak lebih dari 3 tahun di
tempat penyimpanan.
2.6 Menganalisis
Teknik Penanaman bibit tanaman sawi
Pembibitan dapat
dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih
efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang
ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter.
Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.
Dua minggu
sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu
di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
Cara melakukan
pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1
– 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan
tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke
bedengan.
2.7 Menganalisis
Teknik Pengairan
Metode Infus
-
Diambil pacak dan tali untuk mengikat infus dan dipastikan infus telah bersih
-
Dihitung jumlah tiap tetes per menit agar 200 ml air tidak terputus tetesannya
selama 24 jam
-
Dilakukan pengamatan setiap hari, air diganti dan dibersihkan infus, jangan
sampai tersumbat dan berlumut
-
Diambil data setiap minggu
Metode Pemberian Air Sekaligus di Atas Permukaan Tanah
-
Diisi air sebanyak 200 ml pada wadah
-
Disiramkankan di atas permukaan tanah pada pagi hari dan diulangi setiap
harinya
-
Diamati perkembangan tanaman setiap pagi dan sore
-
Diambil data setiap minggu
Metode Pemberian Air 2x Sehari di Atas Permukaan Tanah
-
Diisi air sebanyak 100 ml pada wadah
-
Disiramkan air di atas permukaan tanah pada pagi hari dan dilakukan hal yang
sama pada sore hari, diulangi setiap harinya
-
Diamati perkembangan tanaman setiap pagi dan sore
-
Diambil data setiap minggu
Metode Pemberian Air Sekaligus Dengan Cara Penyemprotan
-
Diisi 100 sebanyak 200 ml pada handsprayer
-
Disemprotkan bagian tanaman dan tanah pada pagi hari dan diulangi setiap
harinya
-
Diamati perkembangan tanaman setiap pagi dan sore
-
Diambil data setiap minggu
Metode Pemberian Air 2x Sehari Dengan Cara Penyemprotan
-
Diisi 100 sebanyak 200 ml pada handsprayer
-
Disemprotkan bagian tanaman dan tanah pada pagi hari dan dilakukan hal yang
sama pada sore hari, diulangi setiap harinya
-
Diamati perkembangan tanaman setiap pagi dan sore
-
Diambil data setiap minggu
2.8 Menganalisis
Pengajiran tanaman
Penggajiran
sawi
Tanaman perlu diajir agar tanaman tidak roboh karena terlalu banyak
buah. Pemasangan ajir dilakukan pada awal pertumbuhan agar tidak merusak perakaran
tanaman.
Penyulaman
Bibit yang layu/mati perlu diganti agar barisan tanaman tidak
kosong,penyulaman dilakukan 5 –
7 HST
Penyulaman
Bibit yang layu/mati perlu
diganti agar barisan tanaman tidak kosong,penyulaman dilakukan 5 – 7 HST
2.9 Evaluasi
pemangkasan pada tanaman sawi
Pemangkasan adalah penghilangan
beberapa bagian tanaman. Hal ini biasanya dilakukan berkaitan dengan pemotongan
bagian-bagian tanaman yang berpenyakit, tidak produktif.
2.10
Pengendalian organisme pengganggu pada tanaman sawi
Hama atau sejenisnya sering
sekali mengganggu tanaman. Ini bisa merusak tanaman sawi, cara untuk
mengendalikannya dengan menyemprot pestisida.
Beberapa bentuk pengendalian hama
tanaman:
a. Pengendalian
secara bercocok tanam
b. Pengendalian
dengan varietas tahan
c. Pengendalian
secara fisik dan mekanik
d. Pengendalian
secara biologi
e. Pengendalian
secara kimiawi
f. Pengelolaan
hama terpadu
2.11
Teknik Pemanenan pada tanaman sawi
Pada umur 40-50 hari dari umur semai, tanaman sawi sudah dapat
dipanen. Untuk tanaman yang pertumbuhannya baik, disetiap satu hektar lahan
dapat menghasilkan 1- 2 ton sawi hijau. Cara untuk memanen sawi ada
beberapa macam yakni:
memotong pangkal batang,
mencabut seluruh tanaman, atau memetik daunnya satu per satu.
2.12
Evaluasi penanganan pasca panen
Beberapa aktifitas yang dilakukan pada pasca panen, diantaranya
adalah:
1.
Membawa hasil panen sesegera mungkin ke tempat yang teduh agar tidak cepat layu
karena sinar matahari,
2.
Bersihan sawi tersebut dengan membuang tanah yang melekat pada sawi atau dengan
memotong bagian yang tidak penting, kemudian cucilah dengan menggunakan air
guna memperpanjang kesegaran sawi,
3.
Sortir hasil panen dengan membuang kotoran gulma serta sawi yang kurang baik,
4.
Sawi yang telah disortir tersebut selanjutnya disusun dengan posisi berdiri,
dan tidak terlalu rapat,
5.
Beri percikan air secukupnya agar sawi tidak layu dan siap dipasarkan.
2.13
Pemasaran hasil tanaman
Proses pemasaran
sayuran organik mulai dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa
lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul dan pemasok. Terdapat tiga saluran
pemasaran yang terjadi pada pemasaran sayuran organik yang dilakukan PT Agro
Lestari, mulai dari petani hingga konsumen akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar